Friday 20 December 2013

Some events between November and mid December 2013

Tulisan kali ini aku mulai dengan menceritakan hasil dari perjuangan menghadapi IELTS test ke-2. Setelah menyelesaikan course yang melelahkan selama 25 jam (2.5 jam x 10 hari) selama 2 minggu, akhirnya saya menyelesaikan ujian IELTSku dengan cukup sukses. Memang, hasil kursus tidak terlalu terasa dan tidak terlalu berpengaruh. Pengalaman mengikuti ujian pertama cukup memberi banyak pengetahuan pada saat test ke-2 ini. Pada ujian pertamaku, aku hanya fokus pada latihan listening dan reading. Aku belum berlatih serius untuk writing dan menganggap kemampuanku berbahasa Inggris di kantor sudah cukup untuk ujian speaking. Ternyata tidak. Pada masa persiapan ujian ke-2, aku fokus 2 minggu hanya untuk berlatih writing dan mulai memberanikan diri lebih sering berbicara dalam English di kantor dengan hanya berlatih sesaat untuk listening dan reading. Ujian pun berlangsung dan keluarlah hasilnya setelah 2 minggu. Akhirnya saya mendapatkan score overal 6.5 dengan komposisi 8.0 - 6.5 - 5.5 - 6.0. Sebenarnya, nilai overal saya sudah cukup untuk mendaftar sekolah yang pernah saya ceritakan sebelumnya. Tetapi apa daya, nilai writing saya belum memenuhi syarat minimal, yaitu 6.0. Akhirnya saya pasrahkan nilai ini ke prof yang nawarin saya. Biarlah dia yang mengusahakannya. Saya sudah berjuang keras! hehe. Selain tentang IELTS, tidak ada yang special pada bulan November. Pekerjaan biasa sehari-hari aku kerjakan di kantor dan hampir sama setiap saat. Mungkin yang menarik bahwa saya diundang untuk memberi presentasi di International Symposium on Earthquake and Disaster Mitigation dari GREAT-ITB (almamater saya). Akhir bulan November - awal Desember saya habiskan waktu untuk mempersiapkan presentasi di Jogja dan secara bersamaan membantu ex-supervisor saya menyiapkan bahan-bahan yang akan ia bawa untuk conference di San Fransisco. Acara ISEDM baru saja usai, acara ini diselenggarakan tanggal 17-18 Desember di Jogja. Saya diajak untuk menjadi participant dan saya mempresentasikan tentang hasil kerja yang telah dilakukan hingga saat ini, walau kerjaan belum tuntas. Akhirnya, saya menyelesaikan presentasi in English pertamaku pada tanggal 18 Desember pukul 13:25. Yihaaa!!! Dan saat aku presentasi, terdapat manajerku, si prof, dan seorang kawan baru yang melihatku. Mereka mengatakan, "your presentation was good! well done!" Cihuuuy... Pulang ke Jakarta dengan membawa banyak gudeg ....... Today is the last day in the office for this year. I will take 2 weeks holiday and see you again next year!

Friday 1 November 2013

IELTS preparation course

Sudah 4 hari ini, saya mengikuti kursus persiapan IELTS di salah satu lembaga bahasa di Jakarta. Saya mengikuti kelas 'writing' dan 'speaking' karena ingin mengetahui tips dan trik untuk membuat pernyataan yang baik dan benar. Setelah 4 hari ini, ternyata saya makin bingung! Tips dan trik yang saya harapkan ternyata lebih dalam bentuk rumus tata bahasa! Sudah lama saya berusaha untuk tidak menghapalkan rumus melainkan memahaminya supaya tidak mabok. Ternyata sekarang saya mabok, -___-", sama seperti zaman SMP/SMA saat menghapal rumus gaya gerak parabola, rumus gerak jatuh bebas, rumus-rumus nama ikatan karbon, dll. Kalau dulu menghapalnya rumus matematis, sekarang saya diharuskan untuk hapal beberapa formula bahasa Inggris. Mari kita lihat seminggu lagi akan seperti apa. HAHA BERJUANG!

Wednesday 16 October 2013

Hasil pertama ujian IELTS

Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang "Preliminary Result of IETLS Academic Test" ... Hasil yang ditunggu-tunggu pun datang juga, yaitu 11 Oktober sekitar jam 2:00 PM Jakarta. Tanpa cingcau, akhirnya kudapat hasil yang sudah kuduga. Dengan bangga, hasil ujian pertama nilanya adalah 5.5, dengan rincian listening serta reading dengan score 6.0 dan sisanya 5.0. Ya sudahlah, memang harus belajar lebih rajin dulu baru ujian lagi.

Tuesday 1 October 2013

Preliminary Result of IELTS Academic Test

Sabtu kemarin, 28 September 2013, saya mengikuti test IELTS di salah satu tempat ujian di Jakarta. Test ini saya ikuti berkaitan dengan rencana saya untuk kembali sekolah (baca cerita sebelumnya). Sebagai gambaran umum, test IELTS terdirid ari 4 bagian: listening, reading, writing, dan speaking. Dengan persiapan seadanya, saya merasa yaking dengan listening dan speaking skill saya karena hampir setiap hari mendengar dan berbicara dengan bule2 Australi di kantor. Sehari sebelumnya (Jumat), mendapat sms pengingat agar tidak lupa untuk test hari Sabtu. Saya datang lebih cepat 20 menit dari undangan karena salah prediksi waktu keberangkatan yg terlalu cepat. Wah, saya pikir saya orang pertama yang datang. Saat naik ke tempat ujian untuk registrasi, ternyata sudah ada belasan orang yang mengantri untuk registrasi. HAHA. Selanjutnya saya pikir peserta tes hanya sedikit, maksimal 40 orang lah. Satu jam saya menunggu untuk tes dimulai, eh ternyata yg kut tes lebih dari 40! Tes pun dimulai. Test ini merupakan tes Bahasa Inggris resmi pertama yang aku ikutin, karena belum punya pengalaman, saya jadi grogi. Saat latihan di kost, suasana sangat tenang tanpa gangguan. Saat ujian, saking tenangnya suasana, suara lembaran kertas yg sedang dibolak balik pun terdengar dan ternyata noise itu mengganggu! Listening test pun dimulai, seperti saat latihan, jumlah soal yg bisa saya kerjakan sudah sesuai dengan target. Masuk ke dalam reading. Saya lihat2 soalnya, BAH!!! macam apa ini? Topik apa pula? Karena sudah panik, saya mengerjakan dengan tidak tenang. TIDAAAAAK.. Masuk ke writing, cem apa pulak nih topik? Tes speaking segera dilanjutkan setelah writing test. Kira-kira saya ada waktu 20-40 menit untuk istirahat sejenak. Saat giliranku, saya tenang saja mengikuti test dan saya rasa dapat menjawab denga lancar. TEtapi, ternyata pertanyaannya adalah kegiatan yg jarang sekali aku kerjakan, yaitu tentang mendengarkan radio! BAaah,, sudah jarang sekali saya mendengarkan radio. Yaaa, mari kita lihat hasilnya tanggal 11 Oktober nanti!

Saturday 14 September 2013

Yakin nih pergi sekolah lagi?

Tampak sudah lama saya ga nulis disini dan setelah membaca blog temanku, Sunni, jadi ingin nulis lagi. :)

Ya mungkin tulisan kali ini tentang peyakinan supaya bisa berangkat sekolah lagi. Singkat kata, ini semua gara-gara Sunni lagi. haha.

Singkat kata, setelah menyelesaikan program master Sains Kebumian - ITB tahun lalu, saya bergabung di salah satu kantor donor pemerintah asing di Jakarta sejak bulan Oktober 201. Semuanya berjalan lancar hingga Sunni mendapatkan fellowship di Korea (baca aja kisah sedihnya di blog dia).

Setelah selesai S2, saya menetapkan rencana: kerja dulu 1-2 tahun dan sebelum umur 27 sudah berangkat sekolah S3, saat ini saya belum 24. Hingga bulan Februari/Maret berjalan sesuai rencana. Saya bekerja dengan tenang. Setelah Sunni mendapat LoA dari kampusnya sekarang, saya jadi 'panas' pengen sekolah lagi secepatnya dan sebelum umur 27.

Singkat kata, saya mulai mencari-cari pintu yg bisa dimasuki dan persayaratannya. Kalau untuk persyaratan administrasi kuliah saya rasa pasti lolos-lolos saja, asalkan English scorenya mantap.Tapi, saya kan bertekad sekolah gratis kata lainnya sekolah dibayarin atau dpt beasiswa. Saya mulai mencari beasiswa bulan Mei - Juni, dan setelah beberapa minggu mencari, saya putuskan untuk berangkat sekolah secepatnya Juli 2014 karena pendaftaran beasiswa sudah lewat dan andaikan ada, saya masih belum mempunyai score English.

Berdasarkan kondisi di atas, saya memutuskan untuk menyiapkan score bahasa Inggris dulu dan baru mulai mendaftar bulan Januari 2014 setelah mengikuti tes bhs Inggris bulan November/Desember 2013. Singkat kata, saya mulai mencari tempat untuk kursus TOEFL atau IELTS tapi sampai sekarang ga ada kelas yang saya masuki karena mahal dan jadwalnya ga sesuai.

mulai kacau dan penuh surprise 

Semua berjalan lancar sampai hari Senin sore, 26 Agustus 2013. Pada hari itu, seorang Profesor bidang Earth Sciences dari salah satu kampus ternama di Australi datang ke kantor. Sore hari saya pamit pulang dan berbicara sebentar dg sang profesor karena takut besok tidak berjumpa lagi karena kesibukannya. 

Saat saya pamit pulang, saya mengatakan kepada prof kalau akan mengontak beliau minggu depan untuk menanyakan kesempatan sekolah di tempatnya. Sang prof menjawab dengan antusias menjawab kalau dia mempunyai dana projek yang dpt digunakan untuk membiayai seorang mahasiswa tetapi tidak ada mahasiswa yang mau bergabung. Sehingga ia bisa menggunakan uang tersebut untuk membayari saya sekolah.

Wow! Semudah itukah?

Ok, saya pikir dana tersebut bisa saya pakai untuk bulan Juli 2014 setelah saya menyelesaikan kontrak di kantor. Prof pun tidak mengatakan kapan sebaiknya harus digunakan. Jadi asumsi saya benar.

Hari Rabu saya bertemu dengan seorang teman untuk makan malam. Teman saya ini sedang bekerja di Singapore dalam rangka persiapan menjadi mahasiswa s3 di salah satu kampus swasta beken di sana. Kami hanya berbicara ngalor ngidul dan rencana masa depan sampai tawarannya untuk bergabung di Singapore. Lima menit sebelum mengakhiri obrolan, kira-kira hampir jam 11 malam, saya mendapat email dri sang prof. "Wah, ada apa nih? kok prof malam2 ngrim email?" pikirku.

Kubuka emailnya dari BB-ku yang isinya dia memberikan link untuk aplikasi sekolah di kampusnya dan harus disubmit sebelum 31 Agustus!

APA??? HARUS SUBMIT SEBELUM 31 AGUSTUS???

Esok pagi saya membalas email sang prof dan bernegosiasi. Saat saya akan registrasi, website menanyakan rencana mulai kuliah. Saya pikir bisa untuk bulan Juli 2014 karena prof ga bilang apa2. Lalu saya tanyakan lagi ke beliau dan jawabnya, "Saya pikir Januari 2014 adalah yg terbaik"

APA??? JANUARI 2014??? CEPAT SEKALI!!!

Selanjutnya beliau meyakinkanku kenapa harus mengambil Januari 2014 dan konsekuensinya jika saya memilih Juli 2014. Singkatnya, jika saya memilih Juli 2014 karena ingin menyelesaikan kontrak, dana beasiswa belum tentu bisa cair dan mungkin Juli 2014 saya juga belum bisa kuliah. Jadi, untuk keamanan dana beasiswa saya harus memastikan Januari 2014 akan memulai sekolah.

Yang rencana awal pergi sekolah sebelum umur 27 tahun, berubah menjadi paling cepat apply sekolah januari 2014, sekarang harus memutuskan mau mulai sekolah Januari 2014 atau tidak. HAHA

Dengan modal dokumen seadanya dan bantuan dari sang prof, saya apply sekolah dengan modal (bentuk scan):
*Ijazah bhs Indonesia s2
*transkrip English ijazah s1
*ijazah SMA, ijazah SMP, dan SD (biar keren)
*daftar publikasi dan penghargaan sewaktu kuliah
*nilai TOEFL preparation sewaktu kelas 2 SMA (masih 417 nilainya :p)
*tanpa dokumen proposal riset.

Dengan modal itu saya submit aplikasi sekolah dan berhasil submit tgl 31 Agustus jam 2 paginya Ausie..

Setelah saya submit, saya baru tau kalau prof cuma punya dana untuk living cost 3 tahun (overseas student butuh 4 tahun untuk sekolah di sana) dan yg kemarin saya submit itu adalah untuk mencari beasiswa SPP yg harganya A$31601/year!!!! Hoho..

Setelah submit, hari Rabu prof ngirim email lagi untuk menyruh saya membuat proposal riset singkat sebanyak 1 halaman dan dikumpulkan hari Selasa.

WHAT??? HARI SELASA??? SAYA AJA GA TAU MAU RISET APA???

Lagi-lagi prof membantu mengarahkan.
Saya buat draft dan saya kirimkan yang akhirnya diperbaiki dan ditambahkan oleh beliau.

Tapi saya masih punya 1 PR lagi, yaitu SEGERA TES BHS INGGRIS!!!

Senin kemarin akhirnya saya memutuskan untuk ikut tes IELTS (harganya US$195, dan saat itu US$1 = IDR11,900.00) untuk akhir bulan September. Dengan semangat yg ada, saya akhirnya belajar otodidak deh.



kesimpulan
Dari semua ini, saya sedang memantapkan diri: 
1. Apakah saya pantas untuk mengambil S3?
2. Yakin mau sekolah lagi?
3. Kalau yakin, Yakin mau sekolah di Ausie?
4. Kalau yakin, Yakin tinggal disana 4 tahun?
5. Kalau yakin, Emang IELTS-nya bakal bagus? -> HAHAHAHA